Quarter Life Crisis

Sebenernya udah lama saya pengen nge-post soal ini. Tapi karena kesibukan dan tetek-bengek lainnya susah banget cari waktu untuk bisa duduk tenang sambil ngetik. Tahun 2015 ini saya jalan 22 tahun (di mana sebagian besar teman-teman saya baru akan menginjak usia 21 tahun). Usia 20an awal boleh dibilang usia yang serba dilematis, ya gak sih? Umumnya di usia ini kita ada di tahun terakhir kuliah dan mulai bersiap melangkah ke dunia kerja. Belum beres dengan hura-hura dan segala kesenangan khas remaja, kita akan dihadapkan pada the real world: dunia kerja.




Di usia 20an ini, pernah gak sih kalian tiba-tiba ada di suatu titik dan ngerasa bahwa semuanya kayak hampa dan kosong? Saya lagi ngalamin nih. Tiba-tiba aja saya sering bingung dan bertanya-tanya : passion saya sebenernya apa sih? Ntar kerja sama orang atau buka usaha? Apalagi saya udah semester 6 gini, udah mulai nyoba magang dan tiba-tiba bingung ntar saya sebaiknya kerja di mana dan di bidang apa ya. Makin bingung aja saya ketika di acara Djarum yang terakhir kemarin bertajuk Leadership Development (wait for my upcoming posts), saat disuruh menggambarkan visi diri 5-10 tahun mendatang. Eh ya ampun, boro-boro kepikiran 10 tahun mendatang jadi apa, mikirin besok makan apa, pake baju warna apa aja saya masih bingung kok hahaha.


Tapi katanya itu wajar, guys. Kalau kita lagi di usia 20an, berarti kita lagi bingung-bingungnya sama hidup. Di satu sisi, you (think you) have figured everything. Di sisi lain, kalian masih bingung dan gak yakin sama pilihan atau prinsip hidup kalian. Jadi memang di range usia ini mulailah sebanyak mungkin cari pengalaman yang bisa memperkaya diri kalian, yang bisa membuka pikiran kalian seluas-luasnya dan mulai menemukan apa sih sebenernya passion hidup saya. 

Because it’s your 20s, it’s time to fail and learn. Waktunya melakukan trial and error. Waktunya kalian belajar dari pengalaman. Cobain aja semua kesempatan yang datang. Dan as we all know, semuanya butuh proses. Jadi, intinya sabar guys kalau masih belum menemukan passion dalam hidup. Saya sendiri sebenernya masih sedikit bingung juga tentang passion saya yang sebenernya. Blogging, photography and travelling are my passions, I think. Tapi saya meras masih belum bisa fokus di bidang-bidang itu. Di sisi lain, dari kecil saya juga bercita-cita jadi entrepreneur yang bisa punya waktu fleksibel. Nah, banyak banget kan kemungkinan hidup yang bisa saya pilih dan tekuni. Sekali lagi, semua memang butuh proses untuk mengarah ke sana.

Wajar juga kok kalau di usia segini kita ngerasa “aduh kayaknya gue gak punya bakat-bakat apa deh”, “duh kenapa gue kok hidup gue gini-gini aja ya”, dan lain sebagainya. Semua orang memang akan mengalami fase seperti ini dan ini yang dinamakan quarter life crisis. According to Wikipedia, the quarterlife crisis is a period of life usually ranging from the late teens to the early thirties, in which a person begins to feel doubtful about their own lives, brought on by the stress of becoming an adult. 



Di usia 20an ini kita pun bakal sering banget dihadapkan dengan pilihan-pilihan dilematis. Saya sering banget ngerasain di posisi layaknya makan buah simalakama di mana “pilih ini salah, pilih itu salah”. Yang penting adalah just keep swimming; like Dory said. Dengan begitu kita gak diam di satu tempat, tapi kita mencoba untuk maju dan selangkah demi selangkah menemukan jati diri kita yang sesungguhnya. Just keep swimming, guys! To find what your truly passion is, and be good at it!

Nah, daripada bingung-bingung sama pencarian passion kita yang (mungkin) masih belum jelas dan pasti itu, mending lakukan sesuatu guys; mumpung kalian masih ada di awal usia 20an. So, what you can do in your 20s? Kalau saya sih simple. Kalian bisa mulai dari mengatur keuangan pribadi. Yes! Selagi bisa, catat tuh pengeluaran rutin kalian setiap bulannya. Buat semacam pembukuan kecil antara pengeluaran dan pemasukan. Jangan lupa juga, sebelum melakukan pengeluaran, tabung dulu kurang lebih 10% dari pendapatan. Setelah itu baru deh dibelanjakan uangnya. Kalau ada kelebihan/sisa uang, kalian bisa pilih ditabung lagi atau diinvestasikan ke berbagai jenis investasi, misalnya yang lagi populer sekarang adalah reksa dana (bisa baca postingan saya tentang reksa dana di sini)



Kalau saya pribadi, setiap bulannya saya dapat uang saku orang tua, ditambah lagi penghasilan lain dari kerja part-time dan jadi asdos. Nah, di awal bulan, saya sisihkan dulu 10% untuk ditabung dan 100 ribu untuk diinvestasikan ke reksa dana. Prinsip saya adalah membayar dulu untuk masa depan. Baru setelah itu sisa uangnya bebas dipakai untuk pengeluaran-pengeluaran rutin. Oh ya, saya juga mau ingetin aja, masa muda ini waktu yang sangat tepat untuk memulai investasi. So, kalau bisa pengeluaran-pengeluaran lifestyle-nya itu dikuranginlah ya :D Bukan bermaksud menggurui, semua memang kembali ke pribadi masing-masing, tapi sebaiknya dihemat dulu aja untuk mengumpulkan modal di masa depan. Semua pasti mau kan di masa tua nya happy dan gak kesulitan finansial? Ingat, bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian ;)

So, that’s what I think about what you should do in your 20s. Better do it from now on! ;)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes PwC Indonesia - Risk Assurance Division

Pengalaman Seleksi Beswan Djarum 2014/2015 Jakarta

20 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Beswan Djarum