"Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia."


Saat saya menuliskan post ini, 81 tahun sudah sejak SUMPAH PEMUDA dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Mereka bersumpah untuk bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu : Indonesia. Sumpah Pemuda adalah awal dari bersatunya bangsa Indonesia, sebagai pemuda-pemudi generasi penerus bangsa sudah selayaknya bangga dengan tekad dan kemauan pemuda-pemudi kita yang terdahulu untuk bersatu tanpa memikirkan perbedaan.

Tapi pernahkah kita berpikir untuk apa sih kita merayakan Sumpah Pemuda? Toh banyak orang yang sudah tidak peduli dengan momen Sumpah Pemuda bahkan LUPA dengan momen di mana semua orang bisa bersatu tanpa perbedaan. Hari ini saja saya mendengar dari pemberitaan di media elektronik, sekelompok pelajar SMA melakukan tawuran dengan pelajar SMA lainnya, tepat di hari Sumpah Pemuda. Pemuda zaman sekarang tidak lagi meresapi semangat dari pemuda tempo dulu.

Artikel di Kompas, 28 Oktober 2009 mengatakan bahwa pemuda kita zaman sekarang adalah pemuda yang apolitis, pragmatis, dan optimistis. Kepemimpinan di ranah politik macet. Berpikir pragmatis, uang menjadi segala-galanya. Sosok, bobot dan motivasi mereka berbeda dengan sosok, bobot dan motivasi para pemuda terdahulu (Kompas 28 Oktober 2009: 6).

Tantangan pemuda kita zaman sekarang tentu jauh lebih kompleks ketimbang penjajahan dan feodalisme semata. Tantangan zaman sekarang membutuhkan pemuda yang kompeten agar mampu bersaing di era globalisasi ini. Saya menemukan sebuah blog di mana tertulis artikel sebagai berikut :

***

"Lihat buku-buku besar bacaan Sukarno-Hatta waktu masih di HBS di file "Rahasia Keunggulan Para Tokoh Besar". Menguasai bahasa asing, seperti Inggris, berarti menguasai bahasa ilmu pengetahuan dunia. Menguasai 4 bahasa, berarti mempunyai akses dan menyerap ilmu pengetahuan besar jauh lebih banyak.


Bagaimana anak Indonesia sekarang?
Menurut budayawan Taufik Ismail (Kompas, 4 Desember 2007), anak-anak sekarang paling hanya membuat 1 tulisan setahun. Jumlah bacaannya pun sudah begitu sedikit, dan mungkin mereka tidak pernah sekalipun pernah membaca buku dalam bahasa Inggris, apalagi bahasa lainnya. Dan harga buku sekarang juga sangat mahal, selain itu akses pada buku-buku pengetahuan yang bagus pun sangat terbatas. Dan jangankan menguasai 4 bahasa sekaligus, 1 bahasa Inggris saja sekarang sudah pas-pasan.


Tahukah Anda ?
Salah satu kunci Kebangkitan Eropa, Renaissance, adalah penemuan Mesin Cetak Gutenberg. Akibat Mesin Cetak ini, buku menjadi jauh lebih murah dan mudah didapat di seluruh Eropa. Apa hasilnya? Ini menciptakan terjadinya Revolusi Besar terhadap akses Eropa kepada seluruh pengetahuan terunggul dunia. Seluruh Eropa dilanda demam membaca, dan proses belajar serta kecerdasan Eropa akhirnya melampaui bangsa-bangsa lainnya. Eropa menguasai dunia.


Jepang di jaman kebangkitannya, Restorasi Meiji, mengimpor habis-habisan teknologi Revolusi Industri dari Barat (Eropa dan Amerika). Tapi sebelum itu, mereka mengimpor habis-habisan beragam buku tentang peradaban Barat, sejarah, proses pembelajaran, sains, dan teknologinya. Dengan pengetahuan yang luas, penyerapan teknologi baru di Jepang jauh lebih mudah. Mereka bahkan punya badan khusus untuk mempelajari buku-buku Barat, "Bansho Shiraibesho", Institut Penelitian Buku Asing.


Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada umat manusia adalah ilmu, yang kemudian terangkum, dalam sebuah buku.


Bagaimana dengan orang-orang terbesar dalam sejarah dunia? Alexander the Great, Napoleon Bonaparte, Kennedy, Leonardo da Vinci, Einstein, Andrew Carnegie, Bill Gates, darimana sumber kekuatan dan pengetahuan unggul mereka?


Jadi apakah kebangkitan peradaban semata-mata adalah kebangkitan pengetahuan manusianya? Dan itu bisa mulai dilakukan dengan masalisasi pengetahuan unggul, lewat buku?"

***

(source & inspirations : http://www.isdarmady.com/2009/10/butuh-berapa-pemuda.html)

Mungkin itulah yang menjadi dasar ucapan Bung Karno yang sangat terkenal :

"Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia."

Mengapa Bung Karno istilahnya bisa sangat pede mengatakan hal itu?
Mungkin karena ia melihat para pemuda zaman dulu adalah pemuda yang sangat luar biasa , hebat dan bisa diunggulkan. Mungkin juga beliau yakin bahwa setelah Indonesia merdeka, pemuda Indonesia akan jauh lebih baik lagi. Bayangkan, pemuda zaman dulu belajar 4 bahasa sekaligus, sedangkan kita, pada zaman sekarang, menguasai Bahasa Inggris secara total saja sudah sangat bagus. Namun pada kenyataannya, pemuda zaman sekarang banyak yang terjerumus ke dalam narkoba dan pergaulan bebas. Sebuah fakta yang tidak bisa kita pungkiri.

***

Kini secara pribadi saya menyadari betapa berharganya momen Sumpah Pemuda. Momen di mana kita, para pemuda, diingatkan untuk senantiasa bersatu tanpa memperhatikan perbedaan. Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai pemuda untuk bangsa Indonesia? Belajar dengan tekun agar kelak impian kita terwujud. Kemudian tunjukkan bahwa kita bangga akan kepribadian bangsa sendiri. Di tengah gempuran budaya asing, kita harus tetap teguh mempertahankan budaya asli bangsa kita. Tumbuhkanlah sikap optimis dalam diri kita. Sebagian besar persoalan akan dapat kita selesaikan bila kita optimis dan ber-positive thinking. Satu hal lagi dan yang terpenting : gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar! Itu adalah cara tersimpel yang bisa kita lakukan untuk merayakan Sumpah Pemuda! :D

Akhirnya, delapan puluh satu tahun sudah para pemuda bersumpah untuk bangsanya. Siap tidak siap, masa depan bangsa ada di tangan kita, para pemuda. Kini giliran kita untuk menjaga sumpah dan meneruskan usaha mereka demi kemajuan sebuah bangsa bernama : Indonesia.

Selamat Ulang Tahun ke-81 Sumpah Pemudaku!
Jadilah pemuda yang berprestasi!

Image and video hosting by TinyPic

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes PwC Indonesia - Risk Assurance Division

Pengalaman Seleksi Beswan Djarum 2014/2015 Jakarta

20 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Beswan Djarum