Nation Building Beswan Djarum 2014/2015 - Part 1 : Satu Minggu Paling Berkesan Dalam Hidup
30 Oktober – 5 November 2014 yang lalu mungkin merupakan satu minggu yang paling berkesan dan sungguh luar biasa di dalam hidup saya. Rencana Tuhan memang yang terbaik dan terindah. Kalau saja saat itu saya memutuskan untuk berada dalam pesimisme saya untuk tidak mengikuti seleksi Beswan Djarum, tentu tidak akan ada post ini. Tidak akan ada pengalaman berharga untuk dibagikan ke anak-cucu kelak :") Bertemu dan berkumpul serta berbagi pengalaman dengan 515 mahasiswa hebat lainnya dari 87 perguruan tinggi di seluruh penjuru Indonesia. Ya, Nation Building memang menyatukan perbedaan yang ada di antara kami semua. Hanya di event Nation Building inilah, 516 orang penerima Djarum Beasiswa Plus 2014/2015 berkumpul bersama-sama.
Fyi, Nation Building merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan soft skills yang diberikan oleh Djarum Beasiswa Plus untuk membekali para Beswan Djarum (sebutan bagi penerima Djarum Beasiswa Plus) agar menciptakan pemimpin Indonesia yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga cakap secara emosional. Nation Building adalah pelatihan yang mempertajam wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme serta melatih para Beswan Djarum untuk menjadi pelaku budaya secara langsung. Puncak dari Nation Building adalah Malam Dharma Puruhita, yakni malam pengukuhan 516 penerima Beswan Djarum 2014/2015 yang dikemas dalam pertunjukan seni bertajuk “Damai Bumi Dewata” di bawah asuhan 12 orang mentor dari Denny Malik Entertainment dan bantuan dari Mas Reza – The Groove.
Tema Damai Bumi Dewata diangkat sebagai pengingat keseimbangan hidup. Berangkat dari falsafah tradisional kehidupan masyarakat Bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana – yakni sebuah kebutuhan dasar manusia untuk menciptakan keseimbangan hubungan antara sesama manusia, alam lingkungannya dan Sang Pencipta.
Melalui pagelaran Damai Bumi Dewata, para Beswan Djarum akan mampu mewujudkan kedamaian dan keharmonisan hidup, serta melestarikan kekayaan alam dan budaya, tidak hanya di Bumi Dewata tetapi juga dalam berbangsa dan bernegara sesuai falsafah Tri Hita Karana. Berkumpulnya Beswan Djarum dari berbagai latar belakang, daerah asal, dengan bahasa serta karakter yang berbeda menjadi contoh nyata harmoni nusantara dalam balutan ikatan Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah awal baik untuk mewujudkan bangsa yang hebat, Indonesia yang Digdaya.
Post kali ini bakal jadi yang terpanjang selama sejarah saya nge-blog (dan bakal banyak fotonya), jadi mungkin akan lebih baik jika saya bagi ke dalam beberapa part ya (lumayan kan sekalian nambah-nambahin jumlah blogpost xD)
Let me recall the memories of Nation Building 2014/2015 in Semarang…
The First Day (30 Oktober 2014)
Beberapa hari sebelum keberangkatan ke Semarang, saya terkesan begitu santai bahkan belum memulai packing sama sekali. Hari Sabtu, 25 Oktober alias H-5, kami Beswan 30 DSO Jakarta Selatan masih sempat kumpul-kumpul bareng sekaligus melakukan pembagian koper yang akan kami gunakan selama di Semarang. Waktu itu yang ada di ekspektasi saya adalah kita hanya akan latihan paduan suara, teater, have fun, jalan-jalan dan seru-seruan di sana. Tapi ternyata, semuanya jauh melebihi dari ekspektasi saya. Nation Building memperkaya saya dengan pengalaman, wawasan dan teman-teman baru dari seantero nusantara.
Pagi hari, 30 Oktober, sekitar 140 orang dari regional Jakarta berkumpul terlebih dahulu di Red Corner Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta. Di sana kami semua sempat bersalam-salaman dan berkenalan satu sama lain sambil membagikan makanan khas daerah masing-masing. Saking banyaknya anak-anak regional Jakarta, habis kenalan saya langsung lupa siapa aja nama-nama mereka xD
Fyi, Nation Building merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan soft skills yang diberikan oleh Djarum Beasiswa Plus untuk membekali para Beswan Djarum (sebutan bagi penerima Djarum Beasiswa Plus) agar menciptakan pemimpin Indonesia yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga cakap secara emosional. Nation Building adalah pelatihan yang mempertajam wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme serta melatih para Beswan Djarum untuk menjadi pelaku budaya secara langsung. Puncak dari Nation Building adalah Malam Dharma Puruhita, yakni malam pengukuhan 516 penerima Beswan Djarum 2014/2015 yang dikemas dalam pertunjukan seni bertajuk “Damai Bumi Dewata” di bawah asuhan 12 orang mentor dari Denny Malik Entertainment dan bantuan dari Mas Reza – The Groove.
Tema Damai Bumi Dewata diangkat sebagai pengingat keseimbangan hidup. Berangkat dari falsafah tradisional kehidupan masyarakat Bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana – yakni sebuah kebutuhan dasar manusia untuk menciptakan keseimbangan hubungan antara sesama manusia, alam lingkungannya dan Sang Pencipta.
Melalui pagelaran Damai Bumi Dewata, para Beswan Djarum akan mampu mewujudkan kedamaian dan keharmonisan hidup, serta melestarikan kekayaan alam dan budaya, tidak hanya di Bumi Dewata tetapi juga dalam berbangsa dan bernegara sesuai falsafah Tri Hita Karana. Berkumpulnya Beswan Djarum dari berbagai latar belakang, daerah asal, dengan bahasa serta karakter yang berbeda menjadi contoh nyata harmoni nusantara dalam balutan ikatan Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah awal baik untuk mewujudkan bangsa yang hebat, Indonesia yang Digdaya.
Post kali ini bakal jadi yang terpanjang selama sejarah saya nge-blog (dan bakal banyak fotonya), jadi mungkin akan lebih baik jika saya bagi ke dalam beberapa part ya (lumayan kan sekalian nambah-nambahin jumlah blogpost xD)
Let me recall the memories of Nation Building 2014/2015 in Semarang…
The First Day (30 Oktober 2014)
Beberapa hari sebelum keberangkatan ke Semarang, saya terkesan begitu santai bahkan belum memulai packing sama sekali. Hari Sabtu, 25 Oktober alias H-5, kami Beswan 30 DSO Jakarta Selatan masih sempat kumpul-kumpul bareng sekaligus melakukan pembagian koper yang akan kami gunakan selama di Semarang. Waktu itu yang ada di ekspektasi saya adalah kita hanya akan latihan paduan suara, teater, have fun, jalan-jalan dan seru-seruan di sana. Tapi ternyata, semuanya jauh melebihi dari ekspektasi saya. Nation Building memperkaya saya dengan pengalaman, wawasan dan teman-teman baru dari seantero nusantara.
Pagi hari, 30 Oktober, sekitar 140 orang dari regional Jakarta berkumpul terlebih dahulu di Red Corner Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta. Di sana kami semua sempat bersalam-salaman dan berkenalan satu sama lain sambil membagikan makanan khas daerah masing-masing. Saking banyaknya anak-anak regional Jakarta, habis kenalan saya langsung lupa siapa aja nama-nama mereka xD
Beswan DSO Jakarta Selatan (seperti biasa saya selalu ketutupan kalo difoto haha)
|
Karena harus menunggu kedatangan Beswan DSO Medan yang pesawatnya delay, jadwal keberangkatan dari Jakarta molor 1 jam dari jadwal. Pukul 11.30 saya dan teman-teman yang terbagi dalam 3 bus berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Semarang. Di bus, kakak-kakak LO berusaha mencairkan suasana dengan meminta kami untuk memperkenalkan diri satu per satu. Namanya juga baru pertama kali ketemu ya, ya masih pada jaim-jaim garing gitu deh. Bahkan ada beberapa yang gak sempat memperkenalkan dirinya di bus karena sudah lelap tertidur. Tapi di sesi perkenalan ini ada yang seru nih. Masing-masing dari kita diminta untuk memperkenalkan tentang apa yang khas dari daerahnya. Contohnya nih Beswan Lampung cerita kalau di Lampung ada satu pantai namanya Pantai Kiluan di mana di pantai itu kita bisa menyaksikan lumba-lumba berkejaran dengan harga yang terjangkau. Dari sini saya sadar, bahwa dengan menjadi bagian dari Beswan Djarum, gak perlu takut lagi deh kalau mau jalan-jalan ke luar kota. Misalnya mau ke Palembang, tinggal kontak aja Beswan yang domisilinya di Palembang. Seru juga kan kalau dipikir-pikir ;) Ditambah lagi mereka bisa jadi guide kita dan tentunya bisa menghemat cost traveling karena mereka tentunya pasti sudah tahu daerah yang sedang kita kunjungi dan kalau beruntung mungkin kita bisa sekalian diajak menginap di rumah Beswan yang bersangkutan hehe :D
Oh iya, selama beberapa kali berhenti di pemberhentian, Beswan DSO Jakarta masih sempet aja nih foto-foto di depan bus yang dipasangin spanduk National Building :
Tiba di Semarang
Setelah perjalanan selama kurang lebih 16 jam, pukul 02.30 pagi, kami baru tiba di Hotel Ciputra dan juga Aston Hotel and Convention Center. Sampai di lobby hotel, kami mesti antri dulu untuk check-in. Jadilah jam 3 pagi saya baru benar-benar naik ke kamar saya di 710. Kejutan pertama dari Djarum pun saya terima. Begitu masuk ke kamar (di mana 2 orang teman sekamar saya dari Bandung dan Makassar sudah terlelap tidur), saya menemukan sebuah goodie bag hitam berlogo Damai Bumi Dewata yang berisikan ini :
Karena saya sempat beres-beres koper sebelum tidur, rupanya suara berisik itu membangunkan kedua teman sekamar saya. Dan kami pun berkenalan seadanya sambil merekanya ngantuk-ngantuk gitu (yaiyalah jam 3 pagi gitu) Duh, maafkan saya ya teman-teman :”) Akhirnya hari itu saya baru bisa merebahkan diri di kasur jam 04.15 pagi.
Second Day (31 Oktober 2014) : Latihan All-Day
Belum puas tidur (iyalahhh cuma tidur 1,5 jam itu saya gara-gara baru sampai hotel jam 3 pagi), kami harus bangun pukul setengah 6 pagi untuk siap-siap mandi dan turun ke lantai 3 hotel untuk sarapan. Saya terbangun karena ada morning call jam 5. Tapi emang dasar saya kebo, abis morning call ya saya tidur lagi. Untung teman sekamar saya pada rajin banget bangun pagi, terutama si Maya ;) Karena kemarin belum sempat berkenalan secara baik dan benar, kami bertiga pun kembali berkenalan. Jadi roommates saya adalah Rr. Andrini Damayanti dari ITB – Bandung dan Nungki Virawati dari Universitas Hasanuddin – Makassar. Kita bertiga cerita-cerita banyak hal mulai dari jumlah Beswan asal regional masing-masing, jurusan kuliah dan lain-lain.
Second Day (31 Oktober 2014) : Latihan All-Day
Belum puas tidur (iyalahhh cuma tidur 1,5 jam itu saya gara-gara baru sampai hotel jam 3 pagi), kami harus bangun pukul setengah 6 pagi untuk siap-siap mandi dan turun ke lantai 3 hotel untuk sarapan. Saya terbangun karena ada morning call jam 5. Tapi emang dasar saya kebo, abis morning call ya saya tidur lagi. Untung teman sekamar saya pada rajin banget bangun pagi, terutama si Maya ;) Karena kemarin belum sempat berkenalan secara baik dan benar, kami bertiga pun kembali berkenalan. Jadi roommates saya adalah Rr. Andrini Damayanti dari ITB – Bandung dan Nungki Virawati dari Universitas Hasanuddin – Makassar. Kita bertiga cerita-cerita banyak hal mulai dari jumlah Beswan asal regional masing-masing, jurusan kuliah dan lain-lain.
Dari kiri ke kanan : Maya, saya, Nungki |
Berikut ada foto penampakan kamar kami di Hotel Aston
Ada TV dan juga free-wifi loh! |
Picture credits to @BeswanDjarum |
Di PRPP kami ber-516 dibagi menjadi 2 tim besar yakni Tim Choir dan Tim Teater. Kebetulan saya berada di Tim Choir. Dalam hati sih bersyukur aja gak masuk Tim Teater, kalau kepilihnya untuk menari tradisional Bali gimana coba?! Badan udah kaku kayak kayu begini (sama kayak badannya Mbak Nayla xD) disuruh nari tradisional… Tim Choir kemudian dibagi lagi menjadi 4 kelompok yakni Sopran, Alto, Tenor dan Bass. Setelah diminta melakukan solmisasi, terbagilah kami Tim Choir ke dalam 4 kelompok itu. Sopran dan Alto tentu aja dong ya di-handle oleh kami-kami ini para Beswan perempuan, sedangkan Tenor dan Bass dipegang oleh para lelaki.
Pemanasan sebelum mulai bernyanyi diawali dengan berdesis ria “ssh ssh ssh” dan bergumam “ma ma ma ma…” secara staccato. Sungguh hal yang sulit untuk saya yang sebelumnya tidak pernah bernyanyi secara profesional di dalam sebuah paduan suara (cieee profesional lol). Tapi bernyanyi di dalam suatu paduan suara memang bukan hal pertama sih, saya sering ikut paduan suara di Gereja dan di sekolah waktu SD-SMP dulu. Tapi ya gitu deh… asal nyanyi aja.
Untuk tim choir khususnya Alto dimentori oleh Gek Ismi yang dengan sabarnya mengajari kami menembak nada-nada dengan tepat :”) Oh ya, untuk tim choir, kami diwajibkan untuk menghafal 8 lagu dalam tempo satu hari saja loh! Lagunya yaitu : Hymne Beswan Djarum, Kembalikan Baliku, Mengejar Matahari, Janger, Meong-Meong, Kecak, Jalan Sore dan Selamanya Indonesia. Dan ajaibnya kami semua dengan cepat bisa menghafal liriknya! Siapa dulu lah, Beswan Djarum gitu loh xD Dari kedelapan lagu itu yang paling favorit bagi saya adalah Mengejar Matahari, Kembalikan Baliku dan Selamanya Indonesia.
Picture credits to Susanti Mega |
Meskipun hari ini kami full latihan choir all-day tapi asupan nutrisi terus mengalir tiada henti. Jam 8 sampai di PRPP, jam 10 disuguhi snack (yang biasanya isinya ada roti, bolu, dan puding), lalu jam 12 diberi makan siang, jam 3 siang dikasih snack + Pocari Sweat dan terakhir jam 6 sore kita makan malam. Tak lupa ada kakak-kakak LO yang sigap memberikan masing-masing dari kita satu butir vitamin. Sungguh rezeki dan berkah buat saya yang biasanya jarang makan banyak begini dalam satu hari. Pulang Nation Building berat badan pun naik 2 kg dan pola makan jadi berubah dari yang biasanya 3 kali sehari sekarang abis pulang jadi 5 kali sehari dan jadi gampang banget kelaperan xD Biasanya saya susah banget naikkin berat badan, tapi ini.. dalam 5 hari saya bisa naik 2 kg! Memang deh, Beswan Djarum ini "PLUS" - nya kagak nahan!!!
Ini dia snack jam 3 sore :D Selalu gak ketinggalan deh Pocari Sweatnya :) |
Yoshi, Susan, saya (lihatlah wajah capek saya xD) |
Seharian lelah berlatih dan mungkin karena sangat kurang tidur kemarin, mata kanan saya sempat membengkak di bagian bawah sehingga membuat mata saya literally kayak mata panda yang menghitam. Tapi untung saya bisa curi-curi tidur sewaktu di bus dan di PRPP. Hari kedua pun berakhir dengan kembali ke hotel dan untuk kali pertama di Semarang akhirnya saya bisa tidur dengan waktu yang cukup :”)
hi,,,kawan satu bis GA7 :D
ReplyDeleteI like your post and pictures :v
one week, full of memories in Semarang
Kyaaa Nia kyaaa!!
ReplyDeleteudah kangen lagi masa...
Wah, menakjubkan pengalaman, mudah2an bisa nyusul jg utk tahun ini...
ReplyDeleteMau nanya, kalau kita kegiatan di luar kota gitu, biaya transportasinya kita yg sediaan sendiri atau gimana??
Mohon jawabannya kak...
Halo,
DeleteSemuanya GRATIS kok hehe semua ditanggung pihak Djarum. Tenang aja :D Good luck!
baca ceritanya kakak jadi nervouse
ReplyDelete