Terbanglah Tinggi Garudaku

"Garuda di dadaku.
Garuda kebanggaanku.
Kuyakin hari ini pasti menang..."

Ajang kompetisi sepak bola dua tahunan se-Asia Tenggara, yakni AFF Suzuki Cup 2010 telah berakhir 29 Desember 2010 yang lalu. Tim nasional Indonesia harus mengakui keunggulan tim nasional Malaysia yang meski kalah pada pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, namun mampu menekuk Indonesia dengan skor 3-0 saat laga di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Untuk keempat kalinya dalam kurun waktu satu dekade, Indonesia masih merupakan “juara tanpa mahkota”.

Bermain menyerang pada laga yang disaksikan hampir 80.000 masyarakat Indonesia, tim nasional Indonesia berhasil menciptakan dua gol melalui tendangan rebound Muhammad Nasuha dan juga dari Muhammad Ridwan, setelah sebelumnya kecolongan satu gol dari Muhammad Safee Sali. Pertandingan final leg ke-2 pun berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Indonesia.

Walaupun Indonesia tak berhasil merebut gelar juara AFF malam itu, tak ada keributan sedikit pun yang ditimbulkan oleh para penonton yang menonton pertandingan itu secara langsung dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Mereka justru memberikan dukungan kepada kesebelas punggawa Garuda yang dianggap masyarakat Indonesia telah menyuguhkan permainan yang atraktif. Dukungan kepada tim nasional juga terus-terusan mengalir lewat situs jejaring sosial Twitter malam itu. Bahkan tim nasional Indonesia sempat merajai jajaran Trending Topic di Twitter. Semua orang memuji permainan apik tim nasional asuhan Alfred Riedl itu.

Kita masuk final, tapi belum berhasil menjadi juara. Prestasi runner-up pun sudah selayaknya kita apresiasi dengan baik karena tak mudah mencapai final. Apalagi hingga babak final AFF, Indonesia hanya kalah 1 kali, yakni ketika pertandingan final leg ke-1 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Inilah awal bangkitnya dunia persepakbolaan Indonesia. Apa pasal?

Kemunculan bintang-bintang baru di tim nasional Indonesia dan juga pemain naturalisasi tak pelak menjadikan tim nasional senior kali ini seolah adalah sebuah racikan tangan dingin Alfred Riedl yang pas. Pemain-pemain tim nasional pilihan Riedl memang terbukti sangat ber-skill tinggi seperti misalnya striker Irfan Bachdim dan Christian Gonzalez. Kedua pemain naturalisasi tersebut tampaknya membawa angin segar bagi pembaruan tim nasional Indonesia. Ditambah lagi sejumlah pemain muda seperti gelandang Ahmad Bustomi, striker Yongki Ari Bowo dan juga gelandang sayap Oktovianus Maniani, serta pemain senior Bambang Pamungkas semakin melengkapi kekuatan tim nasional Indonesia.

Penampilan tim nasional Indonesia sejak awal fase grup memang terlihat sangat menjanjikan. Mereka mencukur habis tim nasional Malaysia dengan skor telak 5-1, mengalahkan Laos dengan 6 gol tanpa balas, mengalahkan Thailand dengan 2-1, dan berhasil melumpuhkan Filipina di babak semifinal dengan skor tipis 1-0. Meski pada akhirnya kita belum mampu mengangkat trofi AFF, setidaknya pada ajang ini tim nasional seolah sudah memberikan sinyal positif tanda kebangkitan sepakbola Indonesia. Tim nasional telah memuaskan rasa haus masyarakat Indonesia yang ingin melihat tim nasionalnya mampu meraih prestasi dan berdiri di puncak tertinggi.

Tak hanya itu, kita juga bisa melihat bahwa supporter tim nasional kita juga semakin dewasa. Selama Piala AFF 2010 berlangsung, para supporter bisa duduk dan menonton pertandingan dengan tenang. Tak ada lagi keributan yang terjadi saat Indonesia akhirnya harus bertekuk lutut di hadapan Malaysia.

Semua masyarakat yang hadir menonton pertandingan bisa membaur menjadi satu. Baik itu kalangan pejabat, kalangan menengah bawah, hingga pedagang asongan bisa melebur menjadi satu. Semua hanya karena sepakbola. Tak heran bila kesebelas punggawa Garuda itu disebut-disebut telah menyatukan masyarakat Indonesia malam itu sekaligus membangkitkan rasa nasionalisme di hati setiap warga negara Indonesia. Malam itu semua orang Indonesia merasa bangga dengan prestasi tim nasionalnya.

Hal-hal tersebut di atas harusnya bisa menjadi catatan penting bagi PSSI, selaku wadah yang mengatur persepakbolaan di Indonesia untuk semakin berbenah diri dan menyadari kekurangan-kekurangan yang ada. Mengingat hausnya masyarakat Indonesia akan prestasi tim nasional, melakukan pembinaan usia muda adalah salah satu usaha yang patut dicoba. Sudah banyak tim nasional negara lain yang berhasil menjadi juara karena keberhasilan pada pembinaan pemain usia muda, seperti yang telah dilakukan tim nasional Malaysia.

Dari ajang Piala AFF 2010, kita pun bisa mengambil banyak pelajaran berharga, seperti misalnya semangat pantang menyerah, daya juang dan juga tak lupa adalah nasionalisme yang telah dipertontonkan secara apik oleh para pemain. Seperti pada laga 29 Desember, tim nasional Indonesia terus berupaya menyarangkan gol ke gawang Malaysia walau mereka tahu waktu yang tersisa sudah tak lagi memungkinkan.

Sekali lagi, Indonesia kali ini memang kalah. Tetapi tim nasional kita telah menunjukkan tanda positif awal kebangkitan persepakbolaan Indonesia. Ayo! Berjuang terus para Garudaku! Yakin pasti bisa meraih mimpi. Inilah momentum yang tepat untuk merengkuh kejayaan sepakbola kita. Sudah saatnya kita bangga dengan tim nasional sendiri J



“Terbanglah Garuda. Setinggi-tingginya. Kita raih mimpi kita.”

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes PwC Indonesia - Risk Assurance Division

Pengalaman Seleksi Beswan Djarum 2014/2015 Jakarta

20 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Beswan Djarum