[Melbourne Travel Diary] - The Big M: Itinerary Melbourne 8 Days 7 Night

Hi, peeps! I’m finally back to write on this space. This time I would like to tell you a story from my very recent trip: Melbourne - Australia! Never thought that I was actually be able to visit the most-liveable city in the world. 

Berawal dari November 2018, waktu itu lagi ada Garuda Online Travel Fair. Kebetulan juga temen SMA gue yang sudah lama tinggal dan juga kerja di sana sempet nawarin buat tinggal di apartemennya dia kalau misalkan gue mau ke Phillip Island untuk nonton MotoGP. Sometimes God works in a very mysterious way, no? Awalnya tuh pengen ke Aussie cuma buat nonton MotoGP aja, eh ternyata yang nonton MotoGP-nya belum kesampean malah dikasih rezeki jadinya bisa seminggu full liburan ke Melbourne :")

Nah, berhubung belakangan ini gue tuh lagi impulsif banget kalau soal traveling dan jalan-jalan, langsung cabutlah kita beli tiket pesawat di akhir November 2018 untuk flight bulan Mei 2019. Bersyukur bisa dapet harga di 6 juta untuk PP Jakarta-Melbourne naik Garuda Indonesia. Lumayan bangetlah. Mungkin kalau mau naik maskapai lain, semisal Scoot bisa dapet harga yang lebih murah lagi – dengan catatan kalau naik Scoot sepertinya harus transit dulu di Singapore. Karena anaknya gak suka ribet dan lama-lama, gue biasanya akan selalu milih yang direct flight, walaupun mungkin lebih mahal. Plus, untuk trip kali ini biaya akomodasi bisa ditekan karena gue akan nginep di apartemen temen gue. I’m forever grateful, Syan! Thanks for letting me stay in your apartment :”)

Berbeda dengan trip gue ke Jepang yang sudah diidam-idamkan bahkan sejak 10 tahun yang lalu, to be honest, Australia never exist in my bucket list for traveling yet it leaves me speechless with its beauty. Melbourne, the city located in the southern part of Australia has an amazing European charm that is combined with warm and friendly people and last but not least: a very beautiful nature. Intinya gue gak ada ekspektasi apapun untuk trip Melbourne kali ini dan akhirnya malah jadi jatuh cinta with the Big M! 

So, here we go! Postingan ini akan terbagi jadi beberapa part yang isinya itinerary gue selama 8 hari 7 malam ke Melbourne. Semoga bisa jadi inspirasi juga buat yang mau jalan-jalan ke Melbourne ;)




Day 1 – Visiting Shrine of Remembrance and Royal Botanical Gardens of Victoria

Pesawat kami berangkat dari Soekarno-Hatta pukul 02.10. Iya, jam 2 dini hari! I prefer to have a night flight tapi ya gak dini hari juga sih yah haha. As always, gue gak pernah bisa tidur nyenyak di pesawat. Tiap tidur 1 jam, pasti kebangun terus karena turbulensi. Jam 11.30, pesawat kami mendarat di bandara Tullamarine. Suhu di darat dilaporkan 16 derajat. Wow, sebuah pengalaman baru tentunya buat gue, si anak tropis, akhirnya bisa juga merasakan yang namanya musim gugur. Bulan Mei di Melbourne masih ada di musim gugur dengan range suhu 9 – 16 derajat. Gue tentunya sudah prepare dengan kondisi cuaca di Melbourne dengan mengenakan dalaman heat-tech, sweater dan gak lupa pakai jaket parka ultra light down seamless. Semuanya tentu saja disponsori bermerk Uniqlo. Recommended banget guys ini winter outfits-nya Uniqlo. Badan jadi selalu hangat karena jaket parkanya ini mengandung bulu angsa. Selain itu, jaketnya praktis banget bisa dilipat-lipat dan gak makan tempat di koper. Udah bisalah ya gue jadi brand ambassador Uniqlo? xD

Melbourne from above

Oh iya sedikit info bagi kalian yang mau ke Australia, pastikan gak membawa barang ataupun makanan yang “aneh-aneh” ya. Biosecurity mereka itu ketat banget, guys. Kalau ketahuan bawa barang yang dilarang dan gak kalian declare di form Incoming Passenger Card, bisa kena denda ratusan AUD. Berikut ini gambaran form Incoming Passenger Card yang harus diisi:


Untuk lebih detilnya, kalian bisa baca lebih lanjut di link berikut >> http://www.immi.gov.au/About/Pages/managingaustralias-borders/air-travel.aspx  atau  yang ini http://www.customs.gov.au/default.asp

Gak berapa lama, temen gue pun datang dan menjemput kami berdua yang akhirnya menjadi a small high school reunion. Kami pun on the way menuju apartemennya di daerah South Yarra. Sepanjang perjalanan gue cuma bisa ngeliatin langitnya Melbourne yang super-duper clear and sooo cloudy dari balik jendela mobil. Thank God cuaca hari pertama di Melbourne cerah banget tapi anginnya sejuk. Ya, hari pertama udaranya masih bearable. Here is the cloud I was talking about:

Clear and bright sky~

View dari depan South Yarra station

Before we go on further, untuk transportasi selama di Melbourne optionnya ada kereta, tram, bus dan Uber. Mostly, di trip kali ini gue naik tram dan dua kali naik kereta waktu mau ke Brighton Beach. Seperti Ez-Link Card di Singapore atau Suica di Jepang, Melbourne punya yang namanya Myki card. Setiap kali nge-tap akan di-charge 4.4 AUD berlaku untuk 2 jam pertama. Setelah 2 jam kita harus nge-tap lagi dan akan di-charge for another 4.4 AUD. After that, udah ga perlu nge-tap lagi. Jadi intinya, selama satu hari di Melbourne, mau ke mana pun akan kena charge flat rate maksimum 8.8 AUD untuk transportasinya. Mahal juga ya bok 88ribu untuk sehari.

Myki Card
Pic credit to: timeout.com

Pertama kalinya naik tram, ya di Melbourne ini~

Victoria Barracks

Sebelum menyeberang untuk menuju ke Shrine of Remembrance di St. Kilda Road, kita numpang berfoto sebentar di depan Victoria Barracks. Tempatnya ternyata sungguh Instagrammable. Setelah searching di Google, ternyata Victoria Barracks ini awalnya dibangun sebagai akomodasi untuk pasukan Kerajaan Garrison Inggris, yang terlibat dalam pemberontakan Eureka Stockade bersenjata di Ballarat, Victoria, dan kemudian Koloni pasukan kolonial Victoria. Selama Perang Dunia II, Victoria Barracks Melbourne menampung Kabinet Perang Australia. Kabinet Perang terdiri dari anggota parlemen senior dari Partai Pemerintah dan Oposisi.  

Sempat takut ditangkap polisi pas mau foto-foto di depannya karena ada kalimat itu xD *Armed patrols protect this base*

Victoria Barracks

Instagram-worthy

Shrine of Remembrance

Kalau ke Melbourne, Shrine of Remembrance ini merupakan salah satu ikon yang wajib dikunjungi; terutama untuk kalian yang tertarik sama hal-hal berbau sejarah. Shrine of Remembrance adalah bangunan dengan pilar-pilar yang mirip kuil Yunani yang diperuntukkan untuk mengenang jasa para tentara yang dengan heroiknya telah bertempur di perang dunia I. Setiap pagi jam 10 dan sore jam 5 selalu ada upacara. Setiap tahun di tempat ini juga diperingati Anzac Day pada 25 April dan Remembrance Day pada 11 November. Gue pribadi cuma bisa berdecak kagum melihat arsitekturnya. Berasa kayak di Eropa atau di Amrik deh pas foto di depannya~ Detail bangunannya juga indah banget. 


Shrine of Remembrance


The details of the pillars
Inside The Shrine of Remembrance: The Sanctuary

Greater Love Hath No Man
The inscription is part of a verse from the Bible (John 15:13) "Greater love hath no man than this, that a man lay down his life for his friends."

View from above The Shrine Remembrance

Ketemu autumn leaves, masih di dalam kompleks The Shrine of Remembrance

Royal Botanical Gardens of Victoria

Selesai menikmati Shrine of Remembrance, jalan sore santailah kita ke Royal Botanical Gardens of Victoria. Lokasinya tepat persis di belakang Shrine of Remembrance. Berhubung pas gue dateng adalah musim gugur di Melbourne, jadilah gue semacam hunting autumn leaves di sini. Bersyukur banget sama Tuhan akhirnya bisa menikmati autumn alias musim gugur pertama kalinya di sini. Seperti botanical gardens di tempat lainnya, di sini kebun rayanya luas banget.

So peaceful~

Mejeng dulu di Royal Botanical Gardens

Floating plant

Random shot but turns out pretty interesting, eh?
Randomly found this beautiful tree

Chilling at Royal Botanical Garden Victoria~ Bisa banget santai-santai sambil baca buku di sini.

Setelah lelah berjalan kaki muterin daerah St. Kilda, malamnya kita makan di Gami Chicken & Beer di daerah CBD Little Lonsdale. Kita pesen nasi dan boneless chicken 2 flavor (Sweet Chili and Soy Garlic). Boneless chicken Korea seharga 35 AUD ini super-duper enak dan very recommended untuk dicoba! Saking demennya kita sampe makan di sini 2 kali dalam jangka waktu seminggu haha :D Ibarat kata ini sih Ichiran-nya Jepang yang waktu itu bisa gue makan sampe 3 kali dalam waktu 10 hari ^^

For the love of boneless chicken xD

Untuk urusan makan di Melbourne, porsinya cukup besar. Satu porsi itu kadang cukup buat 2 – 3 orang makan kenyang. Ya gak heran orang Aussie itu badannya besar-besar haha. Sekali makan biayanya rata-rata antara 10 – 20 AUD, cukup mahal memang dan lagi porsinya super besar. Sedikit tips untuk mensiasati budget makan selama di Melbourne, untuk sarapan kita beli roti dan juga frozen food di Woolis alias Woolsworth – jaringan supermarket di Aussie. Kemarin, gue beli frozen food seharga sekitar 7 AUD tapi cukup untuk sarapan selama 2 – 3 hari. Jangan lupa juga untuk bawa tumblr ke mana-mana karena tap water bisa diminum dan mostly free kalau di restoran-restoran.

And that’s it for the first day in Melbourne. Catch you later on the next post!

Recommended restaurant:
Gami Chicken & Beer
CBD Little Lonsdale St
100 Lt. Lonsdale Street
Melbourne VIC 3000 
0396713232

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes PwC Indonesia - Risk Assurance Division

Pengalaman Seleksi Beswan Djarum 2014/2015 Jakarta

20 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Beswan Djarum